Terkadang memang menghabiskan satu hari dengan tanpa melakukan sesuatu hal yang cukup menguras otak adalah hal yang sangat menyenangkan dan dibutuhkan. Guling-guling di kasur sembari membaca salah satu buku karya Ika Natassa serta sempat bangun sebentar untuk makan siang rangkap sarapan dengan oatmeal dan kopi.
It's time for sharpen my life! Habit ketujuh dari Stephen Covey ini memang habit favorit semua orang sepertinya, termasuk aku, yang baru saja menyelesaikan periode magang di salah satu empat kantor akuntan publik (KAP) terbesar di dunia, Ernst & Young (EY).
Aku bersyukur bahwa aku bisa mencoret salah satu target yang saat aku tulis pada saat masih menyandang status mahasiswa baru akuntansi. Pertanyaannya, kenapa harus EY? Mengapa tidak Big 4 KAP yang lain seperti PwC, Deloitte atau KPMG? Aku pribadi juga kurang tahu, tetapi merasa bahwa EY memiliki nama yang paling keren saja. :p (ini jawaban jujur, mana peduli dan tahu mantan anak sains dengan KAP mana yang paling bagus)
Banyak yang bertanya bagaimana pada akhirnya aku bisa magang di EY karena memang sangat jarang ada anak magang di EY. EY memang cenderung lebih tertutup untuk urusan magang dibandingkan dengan KAP lain. Mungkin ini salah satu alasan kenapa aku cukup ngebet di EY. Iya, anaknya memang anti mainstream. :)
Magang di EY prosesnya simpel tetapi emang harus sabar: kirim email, interview via telepon, English test dan terakhir sign kontrak. Kontaknya kirim ke mana? Bisa lihat di website atau kalau bisa melalui relasi yang bekerja di sana. Jika kamu ada relasi yang sudah bekerja di EY, prosesnya akan lebih cepat dan mudah.
Aku pribadi cukup bersyukur karena mendapat kontak salah satu Assistant Director di divisi Transaction Advisory Services (TAS) sewaktu aku sedang mengikuti lomba investment research tahun 2014 lalu. Kebetulan timku lolos hingga babak semifinal dan mendapat mentor beliau. Meskipun timku tidak lolos hingga babak final, aku masih menjaga hubungan dengan beliau hingga sekarang. Setelah mentoring, aku langsung add akun LinkedIn beliau dan mengirimkan email bahwa tahun depan aku ingin magang di EY. Alhasil, sekitar bulan April aku kembali mengirimkan email ke beliau dan beliau pun meneruskan ke HRD. Bulan berikutnya, aku melakukan wawancara dengan manajer di divisi TAS, bulan Juni melakukan tes bahasa Inggris sekaligus tanda tangan kontrak untuk magang di bulan September. Who lucky I am, right? :)
Aktivitas Magang di EY
Selama kurang lebih 1,5 bulan aku berada di divisi TAS, aku cukup belajar banyak, terutama tentang project management, financial due dilligence. research dan finacial modelling. Pekerjaanku banyak menggunakan Microsoft Excel, Power Point dan ketiga Microsoft Word. Aku kurang tahu model kerja seorang intern di divisi lain seperti Tax atau Assurance (Auditing), tetapi jika di divisi TAS, seorang intern tidak memiliki proyek atau tugas khusus. Kata lainnya, kerjanya serabutan. Hari ini membantu A, besok membantu B, lusa membantu C dan sebagainya. Jadi, akan sangat sering ditanya, "Bril, lagi bantuin siapa sekarang?" atau "Bril, lagi sibuk nggak? Bisa bantuin gue buatin ini?".
Dengan model alur kerja seperti itu, Alhamdulillah aku cukup belajar banyak karena mendapatkan berbagai jenis proyek dengan berbagai jenis klien. Sayangnya karena periode magangku sebentar, aku tidak sempat merasakan pergi keluar kota. Salah satu teman intern sempat ke Surabaya dan ke klien karena dia cukup lama melakukan magang, yakni selama 3 bulan. Selain itu, lingkungan di EY juga cukup menyenangkan. Para karyawan di sana sangat mau berbagi jika kita bertanya tentang bagaimana caranya atau bertanya lebih jauh tentang proyek yang sedang kita bantu kerjakan.
Dengan magang di EY pula aku lebih belajar tentang bekerja secara profesional khususnya di ranah akuntansi. Semua orang EY yang aku lihat sangat profesional dan merupakan kumpulan para pekerja keras. Sudah biasa jika banyak dari mereka yang melakukan lembur di kantor. Kalau anak magang sih, lembur hukumnya haram. :p
Magang memang selalu menyenangkan karena bisa belajar banyak dan memperluas jaringan. Kalau tidak pernah magang di KAP, mungkin aku tidak akan pernah memiliki banyak jaringan di ranah ini (baca: akuntansi). Selain aku belajar banyak, magang di KAP paling tidak membuat aku merasa tidak gagal sebagai seorang mahasiswa akuntansi. :p
Selama kurang lebih 1,5 bulan aku berada di divisi TAS, aku cukup belajar banyak, terutama tentang project management, financial due dilligence. research dan finacial modelling. Pekerjaanku banyak menggunakan Microsoft Excel, Power Point dan ketiga Microsoft Word. Aku kurang tahu model kerja seorang intern di divisi lain seperti Tax atau Assurance (Auditing), tetapi jika di divisi TAS, seorang intern tidak memiliki proyek atau tugas khusus. Kata lainnya, kerjanya serabutan. Hari ini membantu A, besok membantu B, lusa membantu C dan sebagainya. Jadi, akan sangat sering ditanya, "Bril, lagi bantuin siapa sekarang?" atau "Bril, lagi sibuk nggak? Bisa bantuin gue buatin ini?".
Dengan model alur kerja seperti itu, Alhamdulillah aku cukup belajar banyak karena mendapatkan berbagai jenis proyek dengan berbagai jenis klien. Sayangnya karena periode magangku sebentar, aku tidak sempat merasakan pergi keluar kota. Salah satu teman intern sempat ke Surabaya dan ke klien karena dia cukup lama melakukan magang, yakni selama 3 bulan. Selain itu, lingkungan di EY juga cukup menyenangkan. Para karyawan di sana sangat mau berbagi jika kita bertanya tentang bagaimana caranya atau bertanya lebih jauh tentang proyek yang sedang kita bantu kerjakan.
Dengan magang di EY pula aku lebih belajar tentang bekerja secara profesional khususnya di ranah akuntansi. Semua orang EY yang aku lihat sangat profesional dan merupakan kumpulan para pekerja keras. Sudah biasa jika banyak dari mereka yang melakukan lembur di kantor. Kalau anak magang sih, lembur hukumnya haram. :p
Magang memang selalu menyenangkan karena bisa belajar banyak dan memperluas jaringan. Kalau tidak pernah magang di KAP, mungkin aku tidak akan pernah memiliki banyak jaringan di ranah ini (baca: akuntansi). Selain aku belajar banyak, magang di KAP paling tidak membuat aku merasa tidak gagal sebagai seorang mahasiswa akuntansi. :p