Supir Taksi yang Mengharapkan Jodoh

10/06/2013 02:45:00 PM

Tadi pagi akhirnya memutuskan untuk naik taksi dari Kuningan sampai Universitas Tarumanegara. 
Rencana mau naik transjakarta supaya hemat ongkos tidak terealisasi karena waktu bangun dan waktu acara yang tidak bersahabat. Namanya juga tradeoff, kesalahan sendiri gegara ketiduran ya harus dibayar dengan ngeluarin ongkos lebih biar sampai tepat waktu. Dan pilihannya adalah naik taksi!

Awalnya biasa aja sih waktu sudah masuk taksi. Sifat talkactive dan sok kenal yang sudah tertanam dalam diri ya keluar aja kayak biasanya. 

"Sudah dari tadi malam atau shift pagi, Pak?"
"Pagi kok, mbak. Jadi tenang aja, saya nggak ngantuk kok."

Obrolan ringan yang biasa sih sebenernya setelah itu. Sekadar berbincang tentang kuliah-tinggal dimana, asli mana, jurusan apa dan sebangsanya. Dan kemudian saya menyimpulkan saja kalau si bapak taksi adalah tipe manusia suka ngobrol

Semakin lama ngerasa juga sih kalau obrolan semakin aneh. Hingga terjadi percakapan berikut:

"Saudara ada berapa, mbak?

Aku menjawab sekenanya saja. Menjawab dengan singkat bahwa aku memiliki 2 saudara.

"Kalau saya ada 4 mbak. Kakak saya dua, sudah berkeluarga semua. Adik saya juga dua, perempuan, juga sudah menikah. Cuma saya aja mbak yang belum menikah. Jadi, sekarang saya tinggal Ibu saya."

"Oh gitu ya, Pak."

"Saya juga nggak tahu sih mbak kenapa belum dapet-dapet. Padahal saya sudah mau 40 tahun. Saya yang salah atau gimana saya nggak tahu."

"Ya berdoa saja, Pak. Nanti juga ketemu."

"Kalau mbak sudah ada calonnya belum?"

"Belum sih, Pak. Tapi banyak sih yang deketin." 
Mulai dari sini, secara pribadi mulai curiga dan sedikit-ketakutan.

"Gitu ya, mbak. Kalau saya ikut deketin gimana, mbak?"

Aku sih sedikit ketawa garing dan diem aja habis itu. Sambil berdoa supaya tidak terjadi suatu hal buruk apapun. Maklum, rada ngeri kalau ingat berita di televisi tentang naik taksi sendirian. Rasanya pengen cepat-cepat tempat tujuan!

Dan setelah beberapa menit akhirnya sampai juga. Aku segera mengambil lembar uang di dalam dompet dan memberikan kepada si bapak sembari basa-basi mengucap terima kasih.

Segera juga membuka pintu dan melangkahkan kaki keluar. Dan tiba-tiba si Bapak berkata, 
"Mbak, makasih ya sudah nemenin saya ngobrol. Saya minta doanya ya supaya saya segera ketemu jodoh saya."
"I...... iya pak," kataku tanpa menoleh ke bapak supir taksi lagi.





You Might Also Like

1 comments

  1. Wkwk....
    Jdi y curcol tah tu supir. Hee
    Oh ach, loe tuh sombong sekali gk menoleh ke sopir y. Hee

    BalasHapus

Subscribe