Memulai yang Sudah Lama Tak Dimulai

2/27/2018 12:42:00 AM


Sudah berbulan-bulan lamanya sejak aku tidak pernah menulis lagi di medium ini. Mungkin ini yang dinamakan rindu. Bagaimana tidak rindu? Aku seperti melupakan siapa aku di masa lalu. Aku yang dulu bisa menghabiskan satu buku dalam hitungan hari. Atau aku yang bisa dengan mudahnya menuangkan segala akal, angan dan asa yang entah bagaimana selalu saja ada di kepalaku.

Sekarang, mungkin aku tak lebih dari seorang pekerja kantoran biasa yang harus memenuhi ekspektasi dari bos, yang juga memiliki bos, dan bos di atasnya lagi, dan seterusnya, hingga pada kesimpulan bahwa aku hanya butiran kecil dari korporasi besar ini. Namun, keputusan untuk menjadi bagian dari sebuah perusahaan multinasional adalah keputusan yang tidak pernah aku sesali. Aku mendapatkan kesempatan untuk belajar dari sebuah institusi yang lebih besar daripada universitas dan dari orang-orang yang memiliki keahlian di bidang tertentu tetapi tidak terkenal di media. 

Aku menyadari bahwa aku yang sekarang sudah sangat berubah dibanding dengan aku saat lulus kuliah atau bahkan dibanding saat masuk di hari pertama kerja. Mungkin ini yang namanya trade-off. Sementara aku sedang bertumbuh dan beradaptasi di dunia kerja, ada bagian dari diriku yang lain yang harus ku korbankan, seperti waktu untuk membaca, menulis sebuah artikel untuk blog atau mengikuti kegiatan sosial. Tak lupa, terkadang media sosial jauh lebih menyenangkan untuk dijelajahi ketika ada waktu luang.

Tentang sebuah perubahan.

Ada satu masa bahwa semua terasa biasa dan membosankan. Lalu  mempertanyakan apakah ini yang dicari, apakah ini yang diinginkan. Titik inilah yang membuat diriku sadar bahwa aku ingin menjadi lebih baik dan lebih berguna. Aku ingin menjadi bahagia dan membahagiakan. Aku ingin berhenti menunda-nunda dan memulai mengerjakan. Mungkin ini saatnya bahwa aku harus memulai berani bertanya kepada diriku sendiri tentang apa yang aku inginkan dalam hidup ini, daripada hanya sekadar melakukan sebuah rutinitas: bekerja, rumah, tidur, jalan-jalan di akhir pekan dan seperti itu seterusnya. Aku hanya ingin membuat hidup ini lebih bermakna, meninggalkan sesuatu saat aku nantinya sudah tiada.

Ada banyak hal yang berkecamuk dalam pikiranku sekarang. Biarkan aku menelaah satu per satu, supaya bisa dikerjakan dan tak berakhir sebagai wacana.



Jakarta, 27 Februari dini hari, 
untuk sebuah refleksi diri




You Might Also Like

1 comments

Subscribe