Perenungan di dalam Kereta

6/14/2012 07:09:00 AM

Waktu menunjukkan pukul dua dini hari. Kereta masih melaju. sudah sekitar enam jam aku tidur-bangun-tidur-bangun dan begitu lagi seterusnya. Membosankan ? Aku rasa tidak. Ini tidak lebih membosankan daripada duduk di ruang tunggu Stasiun Gambir selama empat jam.

Aku duduk di dekat jendela. Mengenakan kacamata merahku agar aku bisa melihat dengan jelas apa yang ada di luar. Tapi sayang, gelap. Sesekali memang cercah- cercah cahaya lampu ada. Akan tetapi, sama saja, gelap masih mendominasi.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Sesungguhnya, aku bersyukur. Kedua orangtuaku dengan rela hati bersedia mengeluarkan cukup banyak uang untukku, sekadar agar aku mendapat sekolah cadangan. Mungkin uang bukan menjadi suatu masalah untuk beberapa dari kalian. Tetapi untukku, aku sadar betapa berharganya itu. Aku sangat jarang dan hampir tidak pernah meminta suatu barang-yang-terlalu-mahal.

Mengutip quote dari Alanda Kariza, aku pernah bicara bahwa, "Having no plan B makes us droven not to fail". Terkadang tidak berlaku untukku. Aku rasa aku akan merasa lebih tenang jika aku sudah mendapat sekolah. Tanpa menurunkan daya juangku, tentu. Karena tujuanku masih sama, Universitas Gajah Mada.

Hal yang aku syukuri selain itu adalah ibuku. Beliau bersedia untuk membagi waktunya untukku. Menemaniku untuk mengikuti test di Jogja dan mendaftar ulang di salah satu universitas-dimana-aku-mendapat-beasiswa di Jakarta. Selama empat hari ini. Mengerjakan pekerjaannya, mengurusi aku dan menjaga aku dalam satu waktu.

---------------------------------------------------------------------------------------------

Waktu menunjukkan pukul tiga dini hari. Satu jam sebelum menyentuh kota Jogjakarta kembali. Aku merapikan barang - barang yang sebelumnya aku geletakkan di meja dekat jendela. Memasukkannya kembali ke ransel. Aku ingin segera pulang.


Sedang melaju di dalam kereta api Argolawu,
Putri B.

You Might Also Like

7 comments

  1. kasih ibu sepanjang abad deh pokoknya...
    gimanapun beliau, pasti yang terbaik untuk buah hatinya lah yang beliau prioritaskan...

    smangat!

    BalasHapus
  2. sukses untuk study-nya yach...

    BalasHapus
  3. masih alhamdulilah ya punya orang tua yang perhatian dan baik hati.
    masih banyak di luar sana yang orang tuanya tidak peduli dengan anaknya

    BalasHapus
  4. kereta ini akan terus melaju,
    tak peduli seberapa terjal bukit yang ia daki,
    seberapa curam lembah yang akan ia lewati,
    tak peduli seberapa tajam tikungan dalam jalan yang telah ia pilih...

    kereta ini akan terus melaju,
    lambat, perlahan, lama semakin cepat seraya meninggalkan stasiun di sudut kota
    tak ada lagi yang mampu menahan laju ini kereta,
    tak juga air mata yang tersisa di peron tua

    kereta ini akan terus melaju,
    sebagian sadar, ada kesedihan yang sangat mendalam,
    ada keluarga yang harus ditinggalkan...

    kereta ini akan terus melaju, tak peduli seberapa menakutkan medan yang akan dilalui, seberapa berat resiko yang harus diterima...


    inspired, :')
    angananTyas

    BalasHapus

Subscribe