Tentang Cermin Datarku
8/05/2012 02:19:00 PM
Topi bundar merah jambu, setelan baju dan celana kodok biru serta bedak
tabur di atas wajah yang sedikit tebal dan coreng – moreng. Cermin seakan
berkata, “Hei ke sini ! Kamu tak ingin
mematut diri ?”. Dan hatiku seakan berteriak, “Untuk apa ? Aku tak peduli !”
Pashmina bercorak, dominasi biru. Baju biru dengan tepi berwarna putih dan celana jeans putih pula yang berpola seperti pensil. Cermin seakan berkata, "Hei ! Kapan kamu akan berhenti ? Masih berapa lagi kamu akan mematut diri di depanku ?". Dan hatiku seakan berkata, "Sampai kapan ? Aku tak peduli !"
Biarkan, biarkan berubah, cermin.
Cukup kamu saja yang tidak berubah. Cerminku tetap cermin datar. Merefleksikan bayangan di depannya dengan jujur. Tidak seperti teman - temannya, si cekung dan si cembung. Tidak menjadikan aku terbalik, membesar atau mengecil. Tetap apa adanya.
Biarkan, biarkan berubah, cermin.
Cukup kamu yang menjadi salah satu dari beberapa benda yang melihat secara bisu perubahanku.
Biarkan, biarkan berubah, cermin.
Cukup kamu saja yang tidak berubah. Cerminku tetap cermin datar. Merefleksikan bayangan di depannya dengan jujur. Tidak seperti teman - temannya, si cekung dan si cembung. Tidak menjadikan aku terbalik, membesar atau mengecil. Tetap apa adanya.
Biarkan, biarkan berubah, cermin.
Cukup kamu yang menjadi salah satu dari beberapa benda yang melihat secara bisu perubahanku.
Aku yang harus berubah dan harus melewati fase anak, remaja dan dewasa.
6 comments
cermin emang selalu jujur,walau kadang ngagetin #eh #mukasetan :D
BalasHapusiya, itu yang aku suka dari cermin ! :))
Hapuswih filosofis (Y)
BalasHapushihi, filosofisan kamu dong Gah :DD
Hapuskunjungan perdana, slaam kenal dulu :)
BalasHapusterimakasih. salam kenal :))
Hapuseh, blog kamu yang mana ? link kamu banyak :DD