Money is My Path (?)

2/05/2014 08:10:00 AM


Banyak orang yang bertanya, mengapa saya memilih Universitas Bakrie? Dan mengapa saya memilih akuntansi? Terlebih pada setiap orang yang baru saya temui di Jakarta. Saya tidak tahu pretensi apa dari mereka sehingga sering kali menanyakan kedua hal tersebut. Apakah karena keingintahuan mengapa saya bela-belaan berpindah dari kabupaten Klaten, yang notabene diapit dengan Kota Pelajar Yogyakarta dan Kota Solo, hanya untuk melanjutkan pendidikan saya di Jakarta, di sebuah universitas swasta, baru, plus embel-embel politik yang secara tersirat.

Satu detik pun, masuk ke dalam seluk-beluk akuntansi (dan Universitas Bakrie) tidak pernah terpikirkan sejak saya kecil. Hingga akhirnya masuk ke dalam ranah ini, saya pikir saya terjebak. Terjebak dengan jajahan pikiran ketika saya duduk di bangku menengah atas bahwa saya harus memiliki "cadangan (jalan hidup)", sebagai pilihan terakhir apabila saya tidak mampu melanjutkan studi strata satu saya sesuai dengan pilihan pertama yang saya pilih. 


Saya memang korban dari anak ilmu alam yang belum yakin dengan impian saya di kala itu, kemudian diarahkan untuk masuk ke dalam jurusan kedokteran dengan alasan kemampuan yang saya miliki dan cita-cita pribadi sang bunda untuk memiliki anak yang bersekolah di kedokteran. Klasik.
Tuhan lebih tahu bahwa saya akan menjadi lebih hebat di sini.
Saya gagal masuk kedokteran dan otomatis saya gagal untuk masuk ke perguruan tinggi negeri. Alasan sederhana kedua, I have been awarded as grantee of full scholarship here. Saya tidak sampai hati apabila pada akhirnya saya harus memilih universitas swasta di Yogyakarta, yang saya tahu tidak berbiaya murah. Saya juga tidak tertarik untuk mendaftar kampus negeri lainya. 
Tuhan lebih tahu akan kemampuan saya, akan kesukaan saya, dan yang paling penting akan jalan hidup saya.
Saya adalah pecinta angka dan matematika. Menimbang baru dua jurusan yang sudah terakreditasi di Universitas Bakrie, yakni manajemen dan akuntansi, serta hanya akuntansi lah yang berbau angka, saya pun memilih akuntansi. Sesederhana itu alasan saya. Tuhan tahu jelas bahwa kecintaan saya akan angka  (dan uang!) tidak akan dapat dimaksimalkan jika saya berada pada jurusan lain.

Salah satu pelajaran yang saya ambil,
Knowing your ownself very well! Don't choose something because it cool or great, choose something because you love, like and passionate about it.

You Might Also Like

3 comments

  1. Okey saya ga terlalu suka angka sama matematika, kalau sama uangnya sih cinta banget. :p

    BalasHapus
  2. Jujur awalnya aku juga nggak pernah nyangka bakal melanjutkan hidup sebagai mahasiswa akuntansi, tapi setelah dipikir-pikir ternyata campur tangan-Nya luar biasa. Banyak banget kejadian diwaktu dulu yang tak disangka-sangka secara tersirat menunjukan kalau hidup bakal membawa aku ke posisi sekarang ini :)
    Keren yan!! :D

    BalasHapus

Subscribe