Dua Ketakutan Saya di Nutrifood

7/31/2015 11:35:00 AM

Setelah sarasehan bersama CEO Nutrifood, Pak Mardi Wu
Selalu ada kebanggaan tersendiri ketika saya menceritakan pengalaman magang saya di Nutrifood, khususnya di program Nutrifood Internship Program (NUTRIP) 2015. Saya selalu bersemangat dan tidak pernah bosan meskipun berulang kali bercerita kepada orang yang berbeda-beda, baik teman-teman, keluarga maupun siapapun yang bertanya kepada saya, “Magang di mana?” Bukan bermaksud untuk membandingkan ataupun merendahkan perusahaan tempat magang teman-teman saya yang lain, program magang NUTRIP memang berbeda dari perusahaan lain. Kami dipercaya dan diperlakukan sebagai karyawan, bukan sekadar dipandang sebagai anak bawang.

Saya sangat setuju dengan apa yang Bapak Mardi Wu katakan ketika kami, NUTRIP 2015 mendapat kesempatan untuk sharing selama dua jam, tepat satu bulan sejak kami resmi memulai hari pertama kami di Nutrifood. Beliau mengatakan bahwa berdasarkan survei, tingkat kebahagiaan karyawan Nutrifood lebih besar dibandingkan dengan karyawan perusahaan lain. Sebagai seorang yang awalnya asing dengan segala tetek-bengek tentang Nutrifood, saya meng-aamiin­-i hal tersebut.

Tidak ada kalimat, “I hate Monday” dalam kamus pribadi saya. Meskipun pada awal magang saya harus bolak-balik Pulo Gadung – Kuningan karena terkait dengan ujian akhir semester dan persiapan program pertukaran pemuda antar negara, saya tidak pernah merasakan hal tersebut sebagai beban. Disaat saya hanya bisa menghabiskan waktu dua hari di rumah untuk lebaran serta harus berada di Jakarta lebih cepat dibanding orang-orang pada umumnya, saya tidak merasakannya sebagai hal yang berat. Saya senang menjalaninya.

Salah satu sudut ruangan 3A (tempat di mana departemen Brand berada :D)
Saya dibuat kagum dengan budaya yang diterapkan di Nutrifood sejak mulai mempelajarinya secara mendalam pada saat Orientation Week di minggu pertama magang. Kekaguman kedua adalah budaya yang dijelaskan pun tidak semata-mata hanya omong kosong, tetapi benar-benar diimplementasikan. Misalnya, meja kerja yang dibuat terbuka dan tidak dikotak-kotakkan, untuk memperlihatkan bahwa tidak adanya gap antarkaryawan di Nutrifood. Khusus di Departemen Brand (karena saya magang di departemen ini), meja kerja setiap orang berubah-ubah tergantung siapa yang datang terlebih dahulu, bebas memilih tempat. Selain itu, meskipun magang, kami dilibatkan dan diperlakukan seperti karyawan Nutrifood lainnya seperti dipercaya untuk memilih menu acara buka bersama Departemen, mengikuti kelas olahraga setelah jam kantor, dan sebagainya.

Ketika sedang plant tour ke Ciawi
Sejalan dengan misinya, budaya sehat pun sangat kental di Nutrifood. Saya yang awalnya cukup cuek dengan apa yang saya makan, sekarang mulai mempertimbangkan setiap makanan yang masuk ke mulut. Bagaimana bisa saya tidak terpengaruh jika hampir semua karyawan di Nutrifood sangat memperhatikan kesehatannya? Pada awal magang kami wajib mengukur komposisi tubuh atau yang disebut in-body, mulai dari lemak, otot, air, dan lain-lain. Selain itu, banyak pilihan kelas olahraga yang bisa kami ikuti seperti body combat, yoga dan T-25. Kami juga bebas untuk berolahraga di ruang gym setelah jam kerja. Makan siang yang disediakan di kantin pun sangat sehat karena tidak ada gorengan dan makanan bersantan. Saya juga menyukai ritual makan di kantin, karena saat di kantin bebas duduk di manapun dan berbincang dengan siapapun.

Terkait dengan orang-orang yang bekerja di Nutrifood, semua orang yang berada di sana adalah orang yang menyenangkan, tidak peduli wilayah kerja, departemen ataupun jabatan. Tidak pernah absen senyum dan sapaan tulus di setiap pagi memasuki gerbang kantor serta selalu mau menolong ketika membutuhkan bantuan. Ketika mengalami kesulitan dalam pengerjaan project, saya pribadi selain suka “mengganggu” orang di departemen saya sendiri, saya juga senang “mengganggu” departemen-departemen lain. Sudah biasa jika kami “mengganggu” Departemen Research untuk memastikan bahwa analisis kami sudah sesuai ataupun Departemen IT untuk meminta software baru atau sekadar bertanya, “Mas, kok laptop saya ngga bisa buat ini?” dan lain-lain. Intinya, orang-orang di Nutrifood sangat terbuka dan mau menolong sesama.
Group project meeting

Selepas dari cerita menyenangkan di atas, sejujurnya ada dua ketakutan yang saya rasakan di Nutrifood. Pertama, saya takut jika kontribusi yang saya berikan tidak akan pernah sebanding dengan apa yang saya dapatkan selama NUTRIP 2015. Selain banyaknya ilmu dan pengetahuan baru, saya mampu menggali pengalaman yang sangat berharga serta cara berpikir yang jauh semakin terbuka.



Kedua, saya takut terkena home sick. J Saya tidak yakin apakah ada perusahaan yang mampu menerapkan culture perusahaan dengan begitu kuat, berani menjadi berbeda serta memiliki keterbukaan yang tinggi seperti Nutrifood. Jika ditanya, apa yang membuat saya begitu senang dan tidak bosan bercerita tentang NUTRIP dan Nutrifood adalah meskipun hanya sebentar yakni selama dua bulan, saya benar-benar merasa menjadi bagian dari #RumahKedua.

Nutrifood Internship Program (NUTRIP) 2015

(http://blog.nutrifood.co.id/diarynutrip-dua-ketakutan-briliani-di-nutrifood)

You Might Also Like

1 comments

Subscribe