Sebelum, Sesudah dan Saat Dua Puluh

6/10/2015 06:53:00 AM

Klaten, 2 Juni 2015

Mata saya masih terbuka separuh ketika saya dibangunkan oleh Bapak dan Ibu sembari mengucapkan selamat ulang tahun kepada saya. Kemudian saya sadar, saya resmi berusia dua puluh tahun. Saya tidak berharap ada suatu selebrasi atau upacara pertambahan umur saya, namun saya cukup senang karena di tanggal ini banyak sekali teman-teman yang berdoa untuk saya. Terima kasih untuk setiap ucapan doa kalian, teman-teman.

Tidak ada hal lain yang saya pikirkan di usia ini. Saya hanya ingin mengucapkan syukur atas setiap nikmat, kebahagiaan, pengalaman dan pembelajaran bagi saya selama satu tahun terakhir ini, dan tahun-tahun sebelumnya. 

Keluarga. 

Saya tidak tahu harus berkata apa untuk rasa syukur saya menjadi bagian dari keluarga ini. Terlepas dari kekurangan yang tentu ada, saya bersyukur memiliki Ibu yang peduli, Ayah yang perhatian, serta Kakak dan Adik yang cuek tetapi memiliki rasa sayang yang besar. Kurang dari dua minggu ini saya sudah bolak - balik Jakarta - Klaten - Semarang. Tanpa dukungan dari keluarga, saya tidak yakin, saya akan seratus persen dapat mengurusi semuanya sendiri. 

Pada minggu sebelum tanggal dua, saya menelepon Ibu perihal saya harus bolak-balik ke Semarang untuk pemberkasan dan pelatihan. Saya berkata bahwa saya ingin naik kereta saja karena mempertimbangkan harga tiket serta kuantitas saya harus bolak-balik paling tidak tiga minggu ini.

"Ibu, aku naik kereta saja ya. Selasa pagi aku sampai Klaten nanti langsung medical check up. Besoknya naik travel ke Semarang."
"Ibu sudah diskusikan sama Bapak, kamu naik pesawat saja daripada nanti kamu capek."

Seperti itulah kira - kira. Belum lagi Ibu dan Bapak membantu mengurusi beberapa berkas di kelurahan dan kecamatan, mengantar ke sana ke sini, dan sebagainya. Yang mengejutkan hari ini juga, semua keluarga berkumpul, termasuk Kakak yang memiliki jadwal super padat :p Meskipun pagi harinya mereka sudah kembali ke Klaten dan Jogja.

Terima kasih, Tuhan. Terima kasih.

Sahabat dan Teman-teman

Salah satu sahabat saya, Noor Rohmah Satiti pun menyempatkan diri untuk datang ke rumah saya, sembari membawa kebab buah buatannya sendiri sebagai kue ulang tahun saya. Saya sangat bersyukur telah mengenal dia. Jauh-jauh dari Jogja menuju rumah saya yang notabene juga jauh dari Klaten Kota hanya untuk melewati tanggal lahir ulang tahun sahabatnya :) Hal yang menyedihkan adalah kami tidak tahu apakah kami akan berjumpa lagi pada bulan-bulan berikutnya karena setelah bulan ini dia akan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di salah satu pulau di atas Pulau Jawa. Selain itu, saya juga harus tetap tinggal di Jakarta untuk magang.

Teman-teman sekitar saya pun tak kalah saya syukuri. Ucapan, hadiah dan semua doa yang terpanjatkan saya aamiin-in. Sebagai seorang yang awalnya gerascophobia, esensi dari bertambah umur bukanlah tentang bagaimana harus bertindak setelah bertambah usia, melainkan tentang bagaimana orang-orang sekitarmu memberikan doa untuk dirimu menjadi lebih lebih dan lebih baik. Toh, setiap hari kita juga harus selalu menjaga tindakan kita dan apa yang harus dilakukan diluar hari saat bertambahnya usia kita.

Impian.

Saya bersyukur juga, dua impian saya terpenuhi sebelum saya menginjakkan kaki saya di usia dua puluh. Diterima magang di perusahaan nasional serta menjadi kandidat utama dalam rangka pertukaran pemuda antar negara . Keduanya pun diumumkan dalam hari yang berdekatan. Jika pada kamis malam (28/05) saya mendapat email bahwa saya terpilih menjadi satu diantara sembilan mahasiswa yang lolos dalam Nutrifood Internship Program, besok sorenya (29/05) saya melihat nama saya menjadi kandidat utama dari Jawa Tengah yang akan berangkat dalam Indonesia - China Youth Exchange Program (IChYEP) 2015. Dua hari setelah tanggal lahir saya, saya cukup senang mendengar kabar bahwa tim saya menyabet Juara Harapan I untuk proyek sosial kami dalam Health Agent Award 2015.

Sujud syukur saya panjatkan kepada Allah SWT.

----

"Aku kayak dapat kado ulang tahun lebih awal," kata saya kepada salah satu teman saya.

Terlepas dia memberi ucapan selamat kepada saya dan ikut berbahagia untuk saya, dia mengingatkan tentang selalu ada masa di bawa dan di atas. Iya, saya hanya perlu bersiap. Tidak terlarut dalam kebahagiaan yang mungkin sesaat. Saya menjadi ingat kutipan dari Spencer Johnson dalam bukunya Peaks and Valleys:
Puncak dan Lembah berkaitan. Kekeliruan yang kita lakukan di masa senang saat ini, menciptakan masa susah di kemudian hari. Kearifan yang kita lakukan di masa susah saat ini, menciptakan masa senang di kemudian hari.
Terakhir, sebenarnya saya (masih) takut. Angka satu pada posisi angka puluhan, akhirnya digantikan oleh dua. Kemudian saya sadar, setakut-takutnya saya pada akhirnya ketakutan saya hanyalah suara minoritas yang tidak diperhitungkan: kehidupan tetap berjalan.

Terima kasih, Tuhan atas segala nikmat, pengalaman, pengetahuan dan pembelajaran. Terima kasih untuk kesempatan agar saya dapat berbicara kepada diri saya sendiri, "Selamat dua puluh, Brilian."

You Might Also Like

0 comments

Subscribe