Kasih Sayang (Bukan) Kakak (Kandung)

5/12/2013 09:18:00 PM

"Kakak, besok aku main ke rumah kakak lagi ya. Kita bikin boneka itu ya kak. Nanti aku ajak temenku yang lain."

Aku tersenyum, dan mengucapkan sampai jumpa kepada dua anak yang menemaniku sore hari itu. 

Aku yang awalnya memutuskan untuk terlibat dalam kegiatan sukarelawan -mengajar anak-anak prasejahtera- pada semester satu, pada akhirnya terseok untuk terlibat lagi pada semester dua ini. Aku yang masih tidak begitu ahli me-manage waktu atau prinsip-mendahulukan-prioritas yang membuat kegiatan ini sebagai hal bukan prioritas, aku anggap sebagai dua alasan yang masuk akal.

Tapi sore hari itu aku salah. Aku menyadari bahwa prioritas itu bukan semata-mata soal kewajiban, melainkan juga soal hak. Hak untuk berbagi.

Kegiatan sukarelawan menyadarkan bahwa berbagi adalah hal yang sangat menyenangkan. 

Sore itu, ketika aku berjalan menelusuri gang kecil sebagai salah satu alternatif jalan menuju kos, aku bertemu dengan dua anak yang pernah aku ajar. Kedua anak itu menyapa, dan bertanya mengapa aku lama sekali tidak datang untuk mengajar lagi. Aku tersenyum, menjawab dengan kata-kata yang aku anggap mereka paham.

Aku merasa bersalah. Mereka ingat dan mereka menunggu.

Aku menawarkan kepada mereka untuk datang ke kosku, dan mereka mengiyakan. Hasilnya, sore itu begitu menyenangkan.. kami saling bercerita, menonton film dan kami menikmati.

Meskipun kegiatan ini terlihat sederhana di mata kita yang notabene bukan sebagai objek, adik-adik melihat ini sebagai  kegiatan yang menyenangkan dan ditunggu-tunggu.  Mereka tidak hanya membutuhkan sebuah ilmu, tetapi juga kasih sayang. Aku anggap hal ini sebagai sebuah kasih sayang dari seorang kakak kepada adiknya.



You Might Also Like

0 comments

Subscribe